Halaman

Kamis, 04 Oktober 2012

perintah sholat jumat - Google Search

perintah sholat jumat - Google Search

Dalam perjalanan Isra' Mi'raj, setelah melampaui Masjidil Aqsha,
Nabi langsung diangkat naik sampai ke langit tujuh, lalu Sidratul
Muntaha dan Baitul Ma’mur. Imam Al-Bukhari meriwayatkan, pada saat
peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Ma’mur, Allah SWT
mewajibkannya beserta umat Islam yang dipimpinnya untuk mengerjakan
shalat limapuluh kali sehari-semalam. 

Nabi
Muhammad menerima begitu saja dan langsung bergegas. Namun Nabi Musa AS
memperingatkan, umat Muhammad tidak akan kuat dengan limapuluh waktu
itu. ”Aku telah belajar dari pengalaman umat manusia sebelum kamu.
Aku pernah mengurusi Bani Israil yang sangat rumit. Kembalilah kepada
Tuhanmu dan mitalah keringanan untuk umatmu
.”

Nabi Muhammad
kembali menghadap Sang Rabb, meminta keringanan dan ternyata
dikabulkan. Tidak lagi lipapuluh waktu, tapi sepuluh waktu saja. Nabi
Muhammad pun bergegas. Namun Nabi Musa tetap tidak yakin umat Muhammad
mampu melakukan shalat sepuluh waktu itu. ”Mintalah lagi keringanan.” Nabi kembali dan akhirnya memeroleh keringanan, menjadi hanya lima waktu saja."

Sebenarnya
Nabi Musa masih berkeberatan dengan lima waktu itu dan menyuruh Nabi
Muhammad untuk kembali meminta keringanan. Namun Nabi Muhammad tidak
berani. “Aku sudah meminta keringanan kepada Tuhanku, sampai aku malu. Kini aku sudah ridha dan pasrah.”

Nabi
Muhammad memang mengakui bahwa pendapat Nabi Musa AS itu benar adanya.
Lima kali shalat sehari semalam itu masih memberatkan. Namun lima waktu
itu bukankah sudah merupakan bentuk keringanan?! Demikianlah.

Shalat telah diwajibkan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya sejak diturunkannya firman Allah pada awal kenabian,

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ. قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلاً

Hai orang yang berselimut (Muhammad),),bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)... (QS. Al-Muzzammil, 73:1-19)

Ini
adalah petunjuk bahwa Rasulullah dan para pengikutnya yang baru
berjumlah sedikit kala itu memiliki kewajiban untuk bangun pada tengah
malam untuk menjalankan kewajiban. Menurut Ibnu Abbas, Ikrimah,
Mujahid, al-Hasan, Qatadah, dan ulama salaf lainnya, kewajiban shalat
malam dihapuskan setelah ayat ke 20 atau ayat terakhir dari surat
al-Muzammil ini diturunkan oleh Allah SWT.



إِنَّ
رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ
وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ
يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ
عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَن
سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ
يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ



Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah
mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa
akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah...


Pelaksanaan
ibadah shalat menunjukkan bahwa Baitul Maqdis di Yerusalem merupakan
salah satu tempat sangat penting posisinya dalam agama Islam sebagai
kiblat pertama umat Islam. Kurang lebih 13 tahun lamanya Nabi Shalat
dan para pengikutnya menghadap Baitul Maqdis, sebelum akhirnya Allah
memerintahkan umat Islam untuk memindahkan kiblatnya ke Ka'bah di
Makkah. Pemindahan arah kiblat ini terjadi di tengah-tengah ibadah
shalat sedang berlangsung. Masjid tempat dilaksanakan shalat ketika
perintah berpindah kiblat ini diturunkan hingga sekarang disebut
sebagai Masjid Kiblatain (Masjid Dua Kiblat).

Allah senantiasa
melibatkan Masjidil Aqsho dalam setiap perkembangan ajaran-ajaran
seputar Shalat. Termasuk menghadap ke Baitul Maqdis sebelum dipindahkan
kiblatnya ke Ka'bah. Perintah Shalat lima waktu diterima setelah
Rasulullah dikaruniai singgah di Baitul Maqdis (QS. Al-Isra', 17:1)
dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha.

Imam Syafi'i
menyatakan, "Saya sangat suka beri'tikaf di Masjid (Baitul Maqdis),
lebih dari Masjid manapun." Ketika ditanya alasannya, Beliau menjawab,
"Di sinilah tempat berkumpul dan dikuburkannya beberapa Nabi Allah."
Blogged with the Flock Browser

Tidak ada komentar:

Posting Komentar